KANALKATA.COM, KAB.PASANGKAYU – Menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, komunitas Gerak Libas Limbah di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, menggelar pelatihan pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk bernilai ekonomi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (1/6/2025) dan diikuti oleh sekitar 100 peserta dari berbagai kelompok masyarakat desa.
Kegiatan bertajuk Gerak Libas Limbah ini difokuskan pada peningkatan kapasitas warga, khususnya petani dan pemuda desa, untuk mengolah limbah sabut kelapa menjadi produk turunan seperti cocopeat, cocofiber, pot tanaman, dan media tanam.
Kepala Desa Sarjo, Suhardi, S.Sos., membuka langsung kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasinya kepada para pemuda pelaksana. Ia menilai, inisiatif ini menjadi contoh nyata gerakan lingkungan hidup yang lahir dari desa dan membawa dampak sosial-ekonomi. “Saya mendukung penuh gerakan ini. Pemuda harus terus konsisten memberikan dampak positif untuk desa,” ujar Suhardi dalam sambutannya.

Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kehutanan, serta Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH). Seluruh rangkaian acara juga merupakan bagian dari program nasional Indonesian FOLU Net Sink 2030, yakni strategi pengendalian emisi karbon berbasis kehutanan dan lahan.
Selaku aktor utama dalam kegiatan ini, Muhammad Hariyat, mengungkapkan bahwa sabut kelapa selama ini hanya dianggap limbah dan kerap dibakar, menimbulkan pencemaran dan membebani lingkungan. Melalui pelatihan ini, masyarakat mulai memahami potensi ekonominya.
“Kami tidak ingin limbah terus menjadi masalah. Lewat pelatihan ini, masyarakat belajar bahwa sabut kelapa bisa jadi sumber penghasilan yang berkelanjutan,” kata Hariyat.
Kegiatan ini dipandu oleh Firmansyah, mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, serta difasilitasi oleh Muh Miqdad dari Ikatan Pemuda Penggerak Desa. Hadir pula sebagai narasumber dari lembaga kerja sama internasional JICA (Japan International Cooperation Agency), yakni Mirfan, yang menyampaikan perspektif pembangunan berkelanjutan dari skala lokal ke global.
Desa Sarjo dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kelapa di Sulawesi Barat. Sayangnya, limbah sabut yang dihasilkan kerap dibiarkan menumpuk atau dibakar. Program Gerak Libas Limbah hadir sebagai jawaban atas persoalan lingkungan tersebut, sekaligus membuka peluang usaha baru bagi masyarakat pedesaan.
Pelatihan ini diharapkan menjadi model percontohan pengembangan ekonomi hijau desa yang dapat direplikasi di wilayah lain di Indonesia, dalam mendukung agenda pembangunan rendah emisi dan berkelanjutan.