KANALKATA.COM, SULAWESI BARAT — Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Wilayah Sulawesi bersama Kementerian Kehutanan melakukan peninjauan dan pengawasan langsung terhadap lokasi penanaman mangrove yang berada di pesisir Desa Tinambung, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, pada Selasa (21/5).
Peninjauan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan penanaman mangrove yang telah dilaksanakan oleh Estuaria Indonesia pada 10 Mei 2025 lalu. Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 2.000 bibit mangrove ditanam di titik-titik pesisir yang rawan abrasi, sebagai bagian dari upaya rehabilitasi ekosistem pesisir dan pengendalian kerusakan lingkungan.
Perwakilan BPDAS menyampaikan bahwa pengawasan ini penting dilakukan guna memastikan keberhasilan penanaman, memantau kondisi pertumbuhan bibit, serta mengidentifikasi potensi masalah sejak dini.
“Pemantauan ini bukan hanya soal verifikasi titik tanam, tetapi juga bagian dari proses edukasi untuk memastikan bahwa seluruh pihak memahami pentingnya perawatan jangka panjang terhadap mangrove yang telah ditanam,” ujar salah satu petugas lapangan BPDAS.
Direktur Estuaria Indonesia, Ardiansyah, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi antara masyarakat, organisasi lingkungan, dan pemerintah dalam menjaga keberlanjutan kawasan pesisir.
“Penanaman adalah langkah awal. Yang terpenting adalah bagaimana kita semua bisa terus terlibat dalam perawatan dan edukasi agar mangrove bisa tumbuh dan memberikan manfaat ekologis bagi wilayah pesisir,” ungkapnya.
Penanaman mangrove ini juga menjadi bagian dari kampanye lingkungan bertajuk Darurat Abrasi, yang diinisiasi untuk meningkatkan kesadaran publik tentang ancaman abrasi di wilayah pesisir Sulawesi Barat.